Seminggu ini senang melewati rute yang berbeda dari biasanya, entah menuju sekolah ataupun saat pulang darinya. Alasannya sederhana saja, ada jalan ber-aspal baru dibuat, polisi tidur rendah, jarak yang dituju seolah menjadi lebih dekat serta pemandangan yang berbeda dari sebelumnya: ada cetak batubata dan rumah penduduk yg mulai memadat . Padahal jalan ini dulunya hampir tak pernah dilewati karena berbatu, gerugul, lobang di sana sini dan becek, terlebih setelah diguyur hujan semalaman..
Pun ketika bermain di sawah dekat rumah.. melewati jembatan, melihat para penambang pasir dengan gerobaknya yang tertambat di pinggir sungai.., meniti pematang , menangkap belalang dan mengintip putri malu yang menguncup ketika disentuh.. berpapasan dengan orang-orang yang tersenyum sumrigah dengan kinjar (beronang) dipunggungnya atau tali tambang ditangan empunya sapi-kerbau saat menarik hewan piaraanya dari lapangan rumput sawah di waktu senja, adalah warna berbeda keseharianku bersama ponaaan..
Jadi ingat.. dulu, waktu kecil, saat musim bertanam padi atau saat panen tiba, seringkali menyusul mak di sawah sepulang sekolah.. melewati sungai itu dengan buluh bambu yang disusun dan disangga tengahnya dengan tiang dan diberi pegangan tangan menjadi jembatan sederhana, berayun, terpeleset saat licin dan gemetaran ketika berada diatasnya. Jembatan bambu hasil gotong royong warga setempat yang sangat vital kegunaannya sebagai alat transportasi hasil pertanian warga desaku dan desa tetangga. Bahkan seringkali para petani urung ke sawah karena jembatannya hilang terbawa arus saat hujan lebat dan sungainya meluap.. Kini, para petani bisa berlega hati, tersenyum bahkan dapat berlarian saat melewati sungai pembatas desa dan lokasi persawahan. Jembatan bambu itu telah berganti besi beton dan jalan setapak diseberangnya.. hingga kendaraan roda empatpun bisa melewatinya..
Saat melewati daerah lain juga… lima tahun lalu, tak pernah terbayang beberapa lokasi hutan, rimba akan menjadi pemukiman, kini rumah-rumah mulai meninggi, ada jalan alternatif yang sedang atau bahkan dalam perbaikan, siring-siring yang membuat sepanjang jalan rapih, gedung –gedung sekolah atau tempat pembuangan dan infrastruktur lainnya telah dibangun.. dan rata-rata berlabel pnpm..
Kemarin bertemu alumni SMA 2 tahun terakhir, sempat ngobrol… dia terlihat energik dan bersemangat kerja di faskec katanya.. beberapa waktu lalu juga dengan orang berbeda, betapa mereka bangga dengan impian dan profesi barunya sebagai sekretaris UPK, lagi-lagi pnpm mp memberdayakan masyarakat, membuka lapangan pekerjaan baru, wahana warga masyarakat belajar merefleksikan ilmu, skill dan menimba pengalaman berharga.
Hmm.. kebanyakan orang bahkan tak mengenal dekat sosok para pelaku pemberdayaan itu termasuk diriku, hanya sekedar menikmati apa yang mereka hasilkan. Mereka juga mungkin tak haus dengan sanjung puja atau sekalung penghargaan dari orang-orang berdasi atau masyarakat awam, atas kerja keras yang telah mereka perbuat untuk negeri ini, tapi kinerja dan keberhasilan program ini patut diteladani. Terprogram dengan baik dibawah pengawasan. Terlepas dari pro dan kontra yang ada, bukti fisik yang tepat sasaran, infrastruktur yang dapat dilihat dan dinikmati langsung oleh masyarakat pengguna. Aku yakin, kebanggaan dan kepuasan terbesar mereka adalah ketika program ini dapat terlaksana dan dipertanggungjawabkan dengan baik, dimana masyarakat bisa tersenyum sumrigah menikmati, memanfaatkan, menjaga dan melestarikan apa yang telah dibangun..
Nice Blog Dodo :)
BalasHapus
BalasHapusTerimakasih mam..:-)