Jumat, 11 Maret 2011

Temukan Tugasmu

1.   Membuat larutan dengan berbagai konsentrasi
2.   Koloid
3.   Efek Tyndall dan gerak Brown
4.   Penentuan pH larutan
5.   Macam-macam indikator asam-basa
6.   Pembuatan senyawa
7.   Pengenceran larutan
8.   Gambar alat kimia dan fungsi masing-masing
9.   Pembuatan Larutan standar
10. Macam-macam senyawa kimia berbahaya
11. Kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan
12. Korosi Logam
13. Geometri molekul
14. Cerdas belajar kimia
15. Kimia molekuler
16. Identifikasi senyawa karbon
17. Hukum-hukum dasar kimia
18. Efek rumah kaca
19. Tujuan, manfaat dan karakteristik pembelajaran kimia SMA
20. Kimia dan al-quran
21. Elektrolisis
22. Penyepuhan dan pemurnian logam
23. Sel volta
24. Kelarutan dan hasil kali kelarutan, Ksp
25. Struktur atom
26. Kimia Nuklir
27. Larutan Penyangga/Buffer
28. Hidrolisis
29. Ikatan kimia
30. Kimia Industri
31. Kimia Lingkungan
32. Unsur-unsur atau senyawa kimia yang baru ditemukan/disintesis sepuluh tahun terakhir
33. Madu, habatussauda dan kandungan kimia di dalamnya
34. Steroid
35. Flavonoid

Senin, 28 Februari 2011

CUCI MULUT ATAU MULUT CUCI ??

Assalamualikum, pembaca cerdas.
semoga Allah selalu melimpahkan nikmat sehat dan berkahNya sehingga kita dapat menjalani aktivitas harian dengan penuh semangat dan ikhlas.

"hm..sudah makan belum??.." Bagi orang Sumatra kalimat ini adalah sapaan sekaligus ajakan hangat terhadap sahabat, relasi atau keluarga ketika bersua ataupun pada saat menerima tamu yang datang berkunjung.

Berbicara masalah makan,
Seringkali di jamuan pesta atau acara ramah tamah, menu makanan yang dihidangkan bervariasi atau bisa dibilang komplit. Ada makanan pembuka, makan (selanjutnya kita sebut makanan berat) dan makanan penutup (sejenis buah-buahan) yang lazim disebut cuci mulut.


Entah sudah menjadi tradisi, pelatihan yang sedikit kurang tepat atau berawal dari hanya melihat kebiasaan orang-mencoba-dan akhirnya terbiasa mungkin. Selama ini yang terjadi pada kebanyakan orang ketika menghadiri jamuan makan atau pesta, makanan penutup dimakan diakhir acara makan/jamuan/pesta. Setelah minum, sama seperti judulnya yakni penutup.
Ternyata apa yang selama ini kita lakukan'KELIRU' menurut Rasulullah.


Lantas, Bagaimana cara Rasulullah mengkonsumsi buah?

Rasulullah selalu memakan buah sebelum makan makanan yang mengandung lemak, protein, dan pati murni (daging, gandum, dll). Bukan sebaliknya seperti yang sekarang ini masih sering dilakukan oleh kebanyakan orang..

Buah tidak bersifat asam seperti anggapan kita selama ini, malah makanan pati (nasi) dan protein (daging) akan meningkatkan asam lambung karena asam lambung dibutuhkan untuk mencernanya. Buah memang seharusnya berfungsi sebagai "penggugah selera", bukan sebagai "pencuci mulut" karena di dalam lambung buah akan bersifat basa, bahkan jeruk dan buah berasa asam seperti nanas sekalipun..

Untuk melapisi lambung, setiap pagi sebelum sarapan biasakan minum madu yang diberi perasan air jeruk nipis secukupnya, lalu awali pagi dengan makan buah potong/jus buah sebelum sarapan. Rasulullah sendiri biasanya minum madu dengan minyak habbatussauda dan minyak zaitun.

Perlu diingat!! Konsumsi buah dulu, baru makan makanan berat. Jangan terbalik sebab dalam jangka panjang bisa jadi kesehatan kita akan terganggu karena perilaku makan kita yang salah..

Mengapa bisa begitu?

Sebab jika buah dikonsumsi setelah makan “makanan berat”, maka yang terjadi adalah buah tersebut akan terfermentasi di organ pencernaan. Buah hanya membutuhkan waktu cerna yang lebih pendek dibanding “makanan berat” yang pada umumnya mengandung pati, lemak dan protein..

Apabila pola makan kita terbalik, seperti yang selama ini dilakukan maka buah yang sebenarnya hanya butuh waktu cerna sekitar 10-45 menit dipaksa harus menunggu “makanan berat” itu selesai dicerna terlebih dulu. Padahal waktu yang dibutuhkan untuk mencerna “makanan berat” tadi lamanya bisa sampai 2 jam lebih. Itulah sebabnya mengapa setelah makan “makanan berat” kadang kita jadi mengantuk sedangkan setelah makan buah kita justru makin segar, ini karena buah dapat mencerna dirinya sendiri dan relatif tidak membutuhkan enzim dari tubuh kita dalam proses pencernaannya..

Gara-gara buah dipaksa untuk “mengantri” secara dzolim itulah akhirnya dia keburu terfermentasi atau bahkan membusuk di dalam organ cerna. Hasil pembusukan itu yang dalam jangka panjang akan menempel di usus hingga menyebabkan kerak pada usus, atau bisa juga menyebabkan darah menjadi asam karena terjadinya efek oksidasi..

Bagaimana kalau perilaku makan kita selama ini salah, apakah bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh?

Ya, sangat berbahaya!
Karena kerak yang menempel pada usus dalam jangka panjang bisa menyebabkan kanker kolon dan efek oksidasi yang berkepanjangan bisa menyebabkan migrain, vertigo, hingga stroke! Belum lagi jika pada akhirnya problem itu merembet juga ke masalah-masalah kesehatan lain yang jauh lebih pelik.. Untuk itu mari kita hidup sehat ala Rasulullah. Wallahu'alam.

Senin, 17 Januari 2011

POLIMER

Setiap saat kita selalu berhubungan dengan yang namanya polimer. Mulai dari peralatan rumah tangga, barang-barang pribadi, peralatan belajar atau bekerja, kosmetik, makanan yang dikonsumsi setiap hari, hampir semuanya adalah produk polimer. Pakaian, kaos kaki, sepatu, sandal, sikat gigi, kursi, ikat pinggang, protein, karbohidrat, karet alam, nilon, teflon, plastik, PVC (poli vinil klorida) dan lainnya adalah contoh dari polimer. Bahkan kata polyester pernah terbaca dikerah atau label pakaian. Lantas apa itu polimer?, apa saja jenisnya, seperti apa proses pembentukan polimer dan bagaimana dampaknya bagi kesehatan lingkungan?. Akan dibahas berikut ini.
1.Definisi
Polimer berasal dari bahasa Yunani, poly berarti banyak dan meros berarti unit atau bagian. Jadi polimer adalah senyawa besar yang terbentuk dari hasil penggabungan sejumlah molekul-molekul kecil.  Molekul kecil tersebut disebut monomer (mono berarti satu). Jika dua molekul kecil bergabung maka molekul yang terbentuk disebut dimer (di  berarti dua). Jika tiga molekul bergabung maka molekul yang dihasilkan disebut trimer dan seterusnya sehingga apabila banyak molekul kecil bergabung maka molekul yang terbentuk disebut polimer. Contoh monomer adalah etena (H2C=CH2), sedangkan polimernya adalah polietena 
[-C-C-]n. Bagaimanakah contoh molekul dimer dan tetramer?1).

2.Penggolongan Polimer
    a. Berdasarkan Asalnya
        a)Polimer alam: Polimer ini berasal dari alam. Terdapat pada makhluk hidup. Umumnya polimer alam mudah mengalami kerusakan disebabkan oleh organisme, seperti ulat dan rayap. Beberapa contoh polimer alam, monomer pembentuk dan sumbernya dapat dilihat berikut ini:
Polimer                Monomer           Sumber
Protein                 asam amino          wol, sutera
Amilum                glukosa                 beras, gandum
Selulosa               glukosa                 serat kayu, lantung
Asam nukleat       nukleotida             DNA, RNA
Karet alam           isoprena               getah pohon karet

         b)Polimer buatan (sintetik): Polimer sintetik terbuat dari bahan-bahan kimia di laboratorium. saat ini lebih dari 60.000 jenis polimer sintetik yang telah diciptakan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. bentuknya bervariasi, bersifat non degradasi atau sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Contohnya adalah:
Polimer                   Monomer           Sumber
Polietilena                etena                    plastik
Polipropilena           propena                tali, karung, botol plastik
Teflon                     fluoroetena            panci anti lengket

    b. Berdasarkan Jenis Monomernya
        a)Homopolimer: Polimer jenis ini berasal dari monomer yang sejenis.  -M1- M1- M1- M1-  dengan M adalah monomer. Contohnya adalah: PE, PP, PVC, teflon, karet alam, amilum dan selulosa.2)
       b)Kopolimer: Polimer jenis ini berasal dari monomer yang berbeda. Contohnya adalah: PET, nilon, bakelit dan protein.3) Berdasarkan susunan monomernya, kopolimer dibagi menjadi empat, yaitu:
            1)kopolimer bergantian: terbentuk dari monomer yang berbeda dengan penggabungan kepala ke ekor secara teratur: -M1- M2- M1- M2-  dengan M1 dan M2adalah monomer yang berbeda.
            2)kopolimer blok: terbentuk dari monomer yang berbeda dengan penggabungan kepala-kepala dan ekor-ekor  dalam jumlah tertentu secara teratur: -M1- M1- M2- M2- M1- M1- M2- M2.
            3)kopolimer bercabang: terbentuk dari monomer sejenis dan monomer yang berbeda yang terikat sebagai cabang:
                                                       -M1- M1- M1- M1- M1- M1- .
                                                                  I     I       I      I      I      I
                                                                M2- M2- M2- M2- M2- M2
                                                                                  I      I      I      I
                                                                                 M2- M2- M2- M2
            4)kopolimer tidak beraturan: terbentuk dari monomer yang berbeda yang terikat tidak beraturan.
                 -M1- M1- M2- M1- M2- M1- M2- M1-.

     c. Berdasarkan Sifatnya
        a)Termoplastik: Polimer jenis ini bersifat melunak jika dipanaskan, dapat dibentuk ulang dan mengeras kembali jika didinginkan. Contonya kantong plastik belanja, sendok, mangkuk, piring plastik, tali rafia danpolimer jenis PE, PP, PET dan PVC lainnya.
       b)Termoset: Polimer jenis ini tahan/tidak meliat jika dipanaskan. Contohnya adalah melamin dan bakelit (plastik untuk peralatan listrik).

3.Pembentukan Polimer
   a.Polimerisasi Adisi: Adisi adalah reaksi pemutusan ikatan rangkap. Polimer jenis ini terbentuk melalui reaksi adisi. Ciri khas polimer ini mengandung monomer tak jenuh atau memiliki ikatan rangkap 2  (alkena =). Reaksi umum pembentukan polialkena dari monomer alkena adalah:
n[C=C]   [-C-C-]n
alkena               polialkena 
      contoh: pembentukan polivinil klorida, PVC adalah  n[CH2 = CHCl]→[-CH2-CHCl-]n       

   b.Polimerisasi Kondensasi: Polimer jenis ini terbentuk melalui reaksi kondensasi. Yakni penggabungan monomer-monomer dengan cara melepas molekul-molekul kecil seperti H2O, NH3, HCl dan CH3OH dengan syarat setiap monomernya memiliki 2 gugus aktif. Secara umum reaksi polimerisasi kondensasi dituliskan sebagai berikut: H-M-OH + H-M-OH + … → [H-M-M…M-M-OH] + H2O

4. Kegunaan Polimer
    a. Plastik PET (Polietilentereftalat)
Plastik PET (Polietilentereftalat) merupakan serat sintetik poliester jenis dacron yang transparan dengan daya tahan kuat, tahan terhadap asam, kedap udara, fleksibel dan tidak rapuh. Plastik PET menempati urutan pertama (72%) dalam hal penggunaan sebagai kemasan minuman dengan kualitas baik. Plastik PET dapat juga dicampur dengan polimer alam seperti wol, sutera dan katun menghasilkan pakaian bersifat tahan lama dan mudah perawatannya.
   b. Plastik PE (Polietena/Polietilena)
Terdapat 2 jenis PE, yaitu Low Density Pholyethylene/LDPE dan High Density Pholyethylene/HDPE. Plastik LDPE sering digunakan untuk pembungkus makanan dan barang berupa kantong plastik. Sedangkan HDPE digunakan sebagai bahan dasar membuat mainan anak-anak, pipa, tangki korek api gas, bodi radio dan teve serta piringan hitam.
   c. PVC (Polivinil klorida)
PVC bersifat termoplastik dengan daya tahan kuat, kedap terhadap minyak dan bahan organik. PVC menempati urutan ketiga (68%) digunakan pada pipa/saluran air. Memiliki 2 bentuk, kaku dan fleksibel. Bentuk kaku seringkali digunakan untuk membuat konstruksi bangunan, pipa paralon, meja, almari dan beberapa komponen mobil seperti stir dan box depan mobil. Sedangkan PVC bentuk fleksibel seringkali digunakan untuk membuat selang plastik dan isolasi listrik.
   d.Plastik Nilon: Nilon pertama kali ditemukan tahun 1930 oleh Wallace Carothers dari Dupon Company. Nilon merupakan polimer poliamida yang dibentuk oleh monomer asam adipat dan heksametilen diamin melalui reaksi kondensasi4). Plastik yang bersifat sangat kuat dan halus ini banyak digunakan untuk pakaian, peralatan kemah dan panjat tebing, alat rumah tangga serta laboratorium.
     e.Karet Sintetik: Karet sintetik yang terkenal adalah SBR (Styrene Butadiene Rubber), yakni polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi antara stirena dan 1,3 butadiena. Karet sintetik ini banyak dipakai untuk membuat ban kendaraan seperti ban sepeda, motor dan mobil karena memiliki kekuatan yang baik dan tidak mengembang apabila terkena minyak atau bensin.
     f.Wol: Wol adalah serat alami dari protein hewani, keratin yang tidak larut. Strukturnya yang lentur  menghasilkan kain dengan mutu  yang baik. Namun kadang-kadang menimbulkan masalah karena dapat mengerut dalam pencucian. Untuk menghasilkan kain dengan kualitas yang baik dan tahan terhadap pencucian, wol biasanya dicampur dengan PET.
    g.Kapas: Kapas merupakan serat alami dari bahan nabati (selulosa)yang paling banyak digunakan untuk pakaian. Kain katun dibuat dari serat kapas dengan perlakuan kimia sehingga menghasilkan kain yang kuat, nyaman dipakai dan mudah perawatannya.

5. Dampak Penggunaan Polimer
Polimer banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam bentuk plastik dan karet yang stabil, sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Karenanya seringkali menimbulkan masalah dilingkungan. Hampir sebagian besar sampah yang menumpuk berasal dari plastik. Penumpukan plastik ini dapat menyebabkan penyumbatan saluran air dan dapat menimbulkan banjir, plastik juga dapat menghambat pertumbuhan tanaman sehingga tanah menjadi tidak subur.  Pembakaran plastik dapat membahayakan kesehatan karena asap yang ditimbulkan mengandung gas-gas beracun seperti asam sianida, HCN dan karbon monoksida, CO. Plastik PVC jenis pembungkus minuman dan stirofoam yang digunakan untuk membungkus mie instan dan nasi, juga membahayakan kesehatan dan bersifat karsinogen, penyebab timbulnya kanker karena diduga senyawa monomernya akan terurai jika terkena panas.

6. Penanganan Limbah Plastik
Di negara maju, plastik yang digunakan harus dapat didaur ulang. Sebelum didaur ulang hendaknya dipisahkan antara sampah organik dan anorganik. Pembakaran suhu tinggi dengan pengatrolan yang baik dapat dilakukan untuk menghindari gas berbahaya yang dihasilkan dari hasil pembakaran.
Penggunaan plastik pada pembungkus makanan sebaiknya dihindari terutama pemakaian dalam keadaan panas.  Penggunaan bahan gelas untuk makanan dalam keadaan panas lebih aman digunakan atau penggunaan plastik biodegradable, namun harganya tergolong mahal.

Diambil dari berbagai sumber.

Selasa, 11 Januari 2011

Desain Pembelajaran Berbasis ICT Dasar

Tampilan blog kali berisi tentang: Penyusunan Desain Pembelajaran Berbasis ICT pada Mata Pelajaran Kimia Kelas XI semester 1.
Berbicara tentang CD pembelajaran tentu tidak terlepas dari kaitannya dengan ICT karena CD pembelajaran merupakan salah satu dari produk ICT. ICT adalah kombinasi dari komputer dan video, sehingga secara prinsip ICT merupakan gabungan dari tiga elemen dasar yaitu suara, gambar dan teks.
Jika selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga banyak suara yang dikeluarkan, namun siswa tak banyak yang menangkap dengan sama tentang apa yang dimaksudka  oleh guru sehingga yang terjadi adalah verbalisme, kata sama namun diartiakan berbeda pada masing-masing siswa. Kegemaran berangan-angan bahkan pikiran siswa tidak fokus pada apa yang disampaikan guru padahal jasadnya ada di dalam kelas, duduk manis, mengantuk atau berdiskusi sendiri dengan teman sebangkunya.
Untuk menghindari verbalisme, kegemaran berangan-angan dan pembelajaran yang kaku dan monoton tersebut maka sudah sepatutnya guru harus dapat mengubah pola pembelajaran tersebut agar menarik dan bermakna bagi siswa. Berbagai cara dapat dilakukan guru untuk membuat pembelajaran tersebut menarik, bermakna bagi siswa, yang ditunjukkan dengan partisipasi aktif siswa serta hasil belajar yang meningkat dimana guru bukan sebagai satu-satunya sumber ilmu tetapi penekanannya adalah guru sebagai fasilitator, katalisator dan motivator dalam pembelajaran. Sangat disadari bahwa tak ada satu metode atau satu media pun yang paling cocok digunakan untuk satu materi pembelajaran. Untuk itu salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah memvariasikan penggunaan media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik dan lingkungan belajar siswa.
Saat ini banyak media pembelajaran tersedia di pasaran dengan harga terjangkau, terutama dalam bentuk CD pembelajaran interaktif. Namun belum tentu cocok digunakan disuatu sekolah atau kelas tertentu. Ada baiknya jika seorang guru mampu menciptakan sendiri media pembelajarannya. sebab gurulah yang lebih mengenal dan mengetahui karakteristik siswa, sekolah dan lingkungan belajarnya.
Berdasarkan uraian di atas, tentu sangat menarik dan menyenangkan bila guru dapat membuat CD pembelajaran atau memanfaatkan komputer dan menggunakan ICT dalam pembelajarannya di kelas. Seperti apa dan bagaimana analisis instruksional dan prosedur produksi program ICT tersebut, akan dibahas berikut ini. Adapun mata pelajarannya  kimia kelas XI IPA semester 1 pokok bahasan Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Media yang digunakan kali ini adalah Macromedia Flash.
1. Definisi Analisis Instruksional
Analisis Instruksional adalah suatu prosedur yang apabila diterapkan pada suatu tujuan instruksional akan menghasilkan idenentifikasi kemampuan-kemampuan bawaan yang diperlukan bagi siswa untuk mencapai tujuan instruksional (Dick & Carey dalam Zuhairi, 2008). Sedangkan menurut Esseff, P.J dalam Zuhairi, 2008 memberi pengertian analisis instruksional merupakan suatu alat yang dipakai oleh para penyusun disain instruksional atau guru untuk membantu mereka di dalam mengidentifikasi setiap tugas pokok yang harus dikuasai/dilaksanakan olah siswa untuk membantu siswa dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas mereka.
Dari kedua pengertian di atas dapat digarisbawahi bahwa Analisis Instruksional merupakan proses menjabarkan perilaku umum ke perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis. Kegiatan tersebut untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku khusus yang dapat menggambarkan perilaku umum secara lebih terperinci. Kedudukan perilaku khusus dilakukan lebih dahulu daripada perilaku lainnya karena sebagai perilaku prasyarat, yaitu perilaku yang menurut urutan gerakan fisik berlangsung lebih dahulu, perilaku yang menurut proses psikologis muncul terlebih dahulu atau secara kronologis terjadi lebih awal.
Analisis instruksional dapat menggambarkan susunan perilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir. Jumlah dan susunan perilaku tersebut akan memberikan keyakinan kepada pengajar bahwa perilaku umum yang tercantum dalam TIU dapat dicapai secara efektif dan efisien. Melalui tahapan perilaku-perilaku khusus tertentu siswa dapat mencapai perilaku umum. Perilaku khusus yang telah disusun secara sistematis menuju perilaku umum bagaikan jalan yang singkat yang harus dilalui oleh para siswa untuk mencapai tujuannya dengan baik.
2. Macam – macam Struktur Perilaku
Bila perilaku umum diuraikan menjadi perilaku khusus akan terdapat empat macam susunan, yaitu hierarkikal, prosedural, pengelompokan, dan kombinasi. Keempat macam susunan  struktur perilaku tersebut dijabarkan sebagai berikut:
Struktur perilaku yang hierarkikal adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa perilaku hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain. Perilaku B misalnya, hanya dapat dipelajari bila siswa telah dapat melakukan perilaku A. Kedudukan A dan B disebut hierarkikal. Dalam suatu kurikulum, mata pelajaran A merupakan prasyarat untuk mengikuti pelajaran B, atau Kompetensi Dasar (KD) A merupakan prasyarat untuk mengikuti Kompetensi Dasar (KD) B. Tanpa lulus KD A siswa tidak boleh atau tidak mungkin langsung mengikuti KD B. Untuk menunjukkan struktur perilaku hierarkikal yang berbeda dengan struktur yang lain, kedua kotak dalam setiap kotak tadi disusun atas-bawah dan dihubungkan dengan garis vertikal.
Struktur perilaku prosedural adalah kedudukan beberapa perilaku yang menunjukkan satu seri urutan perilaku, tetapi tidak ada perilaku yang menjadi prasyarat untuk yang lain.Walaupun perilaku khusus dilakukan berurutan untuk dapat melakukan perilaku umum, tetapi setiap perilaku dapat dipelajari secara terpisah. Di bawah ini beberapa contoh perilaku yang tersusun secara prosedural.
Perilaku yang tersusun secara prosedural dilukiskan kotak-kotak yang berderet ke samping dan dihubungkan dengan garis horisontal. Bila dilukiskan pada bagan mudah dibedakan dari perilaku yang tersusun secara hierarkikal yang tampak dihubungkan dengan garis vertikal.
 Dalam struktur pengelompokan terdapat perilaku-perilaku khusus yang tidak mempunyai ketergantungan satu sama lain, walaupun semuanya berhubungan. Dalam keadaan seperti itu, garis penghubung antara perilaku-perilaku khusus yang satu dan yang lain tidak diperlukan.
d. Struktur Kombinasi
Suatu perilaku umum bila diuraikan menjadi perilaku khusus sebagian tersebar akan terstruktur secara kombinasi antara struktur hierarkikal, prosedural, dan pengelompokan. Sebagian dari perilaku khusus yang terdapat di dalam ruang lingkup perilaku umum itu mensyaratkan perilaku khusus yang lain. Selebihnya merupakan urutan penampilan perilaku khusus dan umum.
3. Metode Analisis Instruksional
Metode atau langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan analisis instruksional adalah sebagai berikut :
a. Lengkap tidaknya perilaku khusus sebagai penjabaran dari setiap perilaku umum
b. Logis tidaknya urutan dari perilaku-perilaku khusus menuju perilaku umum
c. Struktur hubungan perilaku-perilaku khusus tersebut (hierarkikal, prosedural, pengelompokan, atau kombinasi).
Dalam melakukan analisis instruksional terhadap suatu pokok bahasan yang akan didesain pembelajarannya menggunakan ICT, maka langkah-langkah pengembangannya adalah sebagai berikut:

1. Struktur Perilaku 1 Standar Kompetensi


2. Struktur Perilaku Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi



3. Penyusunan Silabus


SILABUS

Nama Sekolah                     : SMA Negeri 1 Kaur
Mata Pelajaran                    : KIMIA
Kelas/Semester                   : XI/1
Standar Kompetensi           :  3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam  kehidupan sehari-hari dan industri.
Alokasi Waktu                     :  38 jam (4 jam untuk UH)
No
Kompetensi dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber  /Media /alat
3
3.1
Mendefinisikan konsep laju reaksi, menghitung orde reaksi, harga  tetapan laju, menuliskan persamaan laju reaksi, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, membedakan katalisator dan inhibitor serta menjelas peranan katalis dalam makhluk hidup dan industri.



























-  tugas individu
-  tugas kelompok
-  ulangan
- performans (kinerja dan sikap)  - laporan tertulis,
  -  tes tertulis

6  jam




4 jam






2 jam




2  jam
-  buku kimia
-  lembar kerja
-  bahan/alat 
   untuk
    percobaan











3.2 Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.







-  tugas individu
-  tugas kelompok
-  ulangan
- performans (kinerja dan sikap)  - laporan tertulis,
  -  tes tertulis
4 jam
-  buku kimia
-  lembar kerja
-  bahan/alat 
   untuk
    percobaan

3.3 Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.







-  tugas individu
-  ulangan
- laporan tertulis,
   -  tes tertulis
12 jam
-  buku kimia
-  lembar kerja

3.4 Menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari dan industri

2 jam


RENCANA  PELAKSANAAN  PEMBELAJARAN
(FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI)

Mata Pelajaran                 :  Kimia
Kelas / Semester               :  XI / 1
Standar Kompetensi    :  3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari hari dan industri
Kompetensi dasar        :  3.1  Mendeskripsikan konsep laju reaksi, menghitung orde reaksi, harga tetapan laju, menuliskan persamaan laju reaksi, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, membedakan katalisator dan inhibitor serta peranan katalis bagi makhluk hidup dan industri.
I.    Indikator: 
II. Tujuan:
     Siswa dapat,
III.  Materi Ajar                 :  * Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
IV.  Metode pendekatan      :  *   Tanya jawab
No
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Metode/Media
1
Kegiatan Awal (10 menit)
Memberi wacana dan pertanyaan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari
Menjelaskan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian yang harus dikuasai siswa.





* Tanya jawab
2
Kegiatan Inti (80 menit)





3
Kegiatan Akhir (5 menit)


Mengetahui
Kepala SMA Negeri 1 Kaur

Drs. Agussalim
NIP.19630620199512 1 001
Bintuhan, 25 Juni 2010
Guru Pemangku Kimia

Welly Julita, S. Pd
NIP. 19800719 200502 2 002


B. Prosedur Pengembangan Media
1. Tahap Pra Produksi terdiri dari: Identifikasi program, Sinopsis, Treatmen dan Naskah/Strip.
2. Tahap Pasca Produksi
3. Tahap Produksi
Selanjutnya akan dijabarkan berikut ini:
1.  Tahap Pra Produksi 
     a.  Identifikasi program 

Mata Pelajaran
:
Kimia
Pokok  Bahasan
:
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Tujuan Program
:
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Sumber
:
Buku kimia XI
Media/Alat/Bahan
:
Komputer/Laptop, Proyektor
Durasi
:
25  Menit
  

b. Sinopsis
“Visualisasi video ini memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Dimulai dengan Apersepsi terhadap laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari. Bahasan pertama dimulai dengan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi, kemudian faktor suhu, tekanan/volume, faktor penambahan katalisator dan terakhir faktor luas permukaan bidang sentuh dalam laju reaksi”. (Film Pembelajaran Berjudul: faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi).
c. Treatmen   
 Cerita diawali dengan memperlihatkan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Mobil yang diparkir di garasi terbuka akan lebih cepat mengalami reaksi perkaratan jika dibandingkan dengan mobil yang diparkir dalam garasi tetutup. Hal ini menggambarkan tentang cepat lambatnya suatu reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor (konsentrasi, suhu, tekanan/volume, katalis dan luas permukaan bidang sentuh) yang disebabkan oleh terjadinya tumbukan antar molekul pereaksi. Kemudian ditampilkan gambar lalu lintas mobil di jalan raya sebagai analogi dari konsentrasi. Animas selanjutnya adalah gambar thermometer dan partikel molekul yang bertabrakan dalam gelas kimia sebagai faktor suhu. Animasi berupa tumbukan partikel molekul dalam suatu wadah yang diberi tekanan sebagai analogi dari faktor tekanan/volume. Dan terakhir faktor penambahan katalisator dalam laju reaksi yang diperlihatkan dengan grafik energy aktivasi vs reaksi yang mengalami perubahan. 


NO
VISUAL
AUDIO
DURASI
MUSIK/DIALOG
MONOLOG/NARATOR

01

CAPTION
Gambar Peneliti Kimia




Molekul yang berputar



CUT TO:




Musik Pembuka- instrumentalio-piano

VO BU WELLY:

Saya Welly,
 Guru Kimia SMA Negeri 1 Kaur





2 S
02
MONTAGE

CUT TO:

Musik: Slow mengalun

SFX:
Suara para siswa bercengkrama di halaman sekolah dan kelas. Tanda bel masuk berbunyi. Siswa memasuki kelas dengan tertib membaca doa mengawali pelajaran.
VO BU WELLY

Sebagai tenaga pendidik, saya berusaha mendedikasikan seluruh kemampuan saya untuk kemajuan pendidikan. Saya selalu berusaha mempersiapkan materi pelajaran dengan baik sebelum menyajikannya didepan kelas. Mata pelajaran yang saya ampu termasuk salah satu mata pelajaran yang kurang disenangi oleh kebanyakan siswa. Oleh karena itu saya berusaha menyajikannya dengan metode dan strategi yang menarik serta menggunakan pendekatan pembelajaran aktif.





2 S
03
INT. RUANG KELAS, PAGI



CUT TO:
SFX:



Suasana tenang, Sesekali terdengar suara percakapan siswa dan guru







VO BU WELLY:

        Hari ini kita akan melihat dan mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi laju suatu reaksi.
Suatu reaksi dapat terjadi karena adanya partikel – partikel zat yang bertumbukan.
  
 Suatu reaksi dapat berlangsung cepat atau lambat.
Cepat lambat suatu reaksi dapat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain, konsentrasi, suhu, tekanan/volume, katalisator dan luas permukaan bidang sentuh.

     Kita akan melihat bagaimana pengaruh penambahan konsentrasi terhadap laju reaksi seperti yang terlihat pada simulasi jalan raya berikut ini:
Kendaraan yg melintas jalan raya diibaratkan konsentrasi suatu larutan. Makin banyak kendaraan yang melintas di jalan raya maka kemungkinan untuk bertabrakan semakin banyak. Begitu juga sebaliknya. Makin sedikit kendaraan yang melintasi jalan raya (lengang) maka kemungkinan bertabrakan akan sedikit. Arttinya makin tinggi konsentrasi suatu reaksi maka laju reaksinya akan semakin cepat.
3 S

















3 S


















CUT TO:
Guru: Mengapa hal itu dapat
           terjadi??
Siswa: Pada suhu tinggi   
Molekul-molekul bergerak lebih cepat akrena energy kinetic molekul zat bertambah sehingga kemungkinan terjadinya tabrakan antar molekul partikel zat pereaksi lebih besar.
2 S

CUT TO:

Guru: apakah tekanan/volume selalu dipengaruhi oleh suhu? Mengapa demikian??


                
Makin panas volume suatu ruang maka suhu ruang  akan lebih besar. Itu artinya laju reaksinya semakin cepat, makin banyak tumbukan yang terjadi
2 S







2 S







CUT TO:
Guru: Ada yang tahu apa itu katalisator?
Siswa: belum…
Guru: Katalisator adalah zat yang dapat
           mempercepat terjadinya suatu
           reaksi.
                   Adapun contoh penggunaan katalis  dalam industry adalah penambahan katalis vanadium penta oksida (V2O5)pada pembuatan asam sulfat, bahan dasar pupuk urea.
2 S











CUT TO:
Guru: sebutkan contoh nyata dalam
          kehidupan sehari-hari yang
          berhubungan dengan luas
          permukaan bidang sentuh?
Siswa: Permukaan paku yang runcing
           akan lebih mudah untuk dipasak
            daripada permukaan paku yang
            tumpul.
2 S

SUPER IMPOSED,
FADE IN/FADE OUT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI, KIMIA XI SMA NEGERI 1 KAUR
CUT TO:



Setelah identifikasi program selesai dibuat, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengambilan gambar/syuting terhadap objek sesuai prosedur langkah a).  Kemudian dilakukan proses editing terhadap gambar dan suara. Hasilnya dicetak dalam bentuk CD pembelajaran.
CD yang telah dibuat pada tahap b). Dilakukan revisi setelah melewati beberapa kali uji validasi media dan konten/isi sebelum akhirnya siap untuk dipasarkan. Uji validasi dan revisi ini dimaksudkan agar CD pembelajaran yang dihasilkan sedapat mungkin sesuai dengan karakteristik dan lingkungan belajar siswa serta ketercapaian tujuan/indikator pembelajaran.

Akhirnya, tak ada satu jenis media pun yang paling baik digunakan dalam pembelajaran, melainkan harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik serta lingkungan belajar siswa.