Konsep
atom sebagai partikel terkecil di alam semesta, dicetuskan oleh Demokritos di
masa Yunani Kuno. Namun karena teori itu tak disertai penelitian ilmiah, banyak
ilmuwan yang meragukan dan meneliti kebenarannya. Baru pada abad ke-19, atom
diteliti secara ilmiah.
Dilansir
dari Kimia Dasar (2018) dan Encyclopaedia
Britannica (2015), berikut perkembangan teori atom dari zaman ke zaman.
Namun, sebelum kita lanjut membahas Teori dan Model atom, ada baiknya kita
perjelas definisi Teori dan Model Atom yang seringkalimenjadi rancu. Teori atom adalah pendapat ilmiah yang
dikemukakan oleh para ahli mengenai atom, sementara Model atom adalah gambaran atau ilustrasi tentang atom berdasarkan
teorinya. Model atom dimaksudkan untuk membantu pemahaman pembaca dalam
memahami konsep tentang teori yang telah ada, khususnya mengenai atom.
Baiklah, kita mulai
dengan pembahasan perkembangan Teori berikut model atom berdasarkan urutan
perkembangannya. (sst.. tidak untuk dibalik ya).
1. Teori Atom Dalton
John Dalton (1776-1844) adalah ilmuwan yang pertama
mengembangkan model atom pada 1803 hingga 1808. Hipotesis Dalton digambarkan
dengan model atom sebagai bola pejal seperti tolak peluru.
Model
Atom Dalton (Sumber: haikudeck.com)
Teori atom Dalton
didasarkan pada anggapan:
1. Semua
benda terbuat dari atom Atom-atom tidak dapat dibagi maupun dipecah menjadi
bagian lain
2. Atom-atom
tidak dapat dicipta maupun dihancurkan
3. Atom-atom
dari unsur tertentu adalah indentik satu terhadap lainnya dalam ukuran, massa,
dan sifat-sifat yang lain, namun mereka berbeda dari atom-atom dari unsur-unsur
yang lain
4. Perubahan
kimia merupakan penyatuan atau pemisahan dari atom-atom yang tak dapat dibagi,
sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan
2. Teori Atom Thompson
Pada
tahun 1897, J.J. Thomson melakukan eksperimen dengan sinar katoda. Eksperimen
tersebut menunjukkan bahwa sinar katoda terdefleksi (terbelokkan) oleh medan
magnet maupun medan listrik. Hal ini menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan radiasi
partikel yang bermuatan listrik. Pada eksperimen dengan medan listrik, sinar
katoda terbelokkan menuju ke arah kutub bermuatan positif. Hal ini menunjukkan
bahwa sinar katoda merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Selanjutnya,
partikel sinar katoda ini disebut sebagai elektron. Penemuan elektron ini
kemudian mengacu pada kesimpulan bahwa di dalam atom terdapat elektron yang
bermuatan negatif. Menurut model atom Thomson, elektron bermuatan negatif
tersebar dalam bola bermuatan positif seperti model roti kismis, atau kue
onde-onde (klepon) di mana kismis-kismis atau kelapa parut adalah
elektron-elektron, dan roti atau kulit kue onde-onde (klepon) adalah bola bermuatan
positif.
3.
Teori Atom Rutherford
Model
Atom Rutherford (Sumber: cevaplarin.com)
Pada
tahun 1911, Ernest Rutherford melakukan eksperimen menembakkan partikel α — partikel bermuatan positif — pada lempeng emas tipis. Ia
menemukan bahwa sebagian besar partikel-partikel α tersebut
menembus melewati lempeng emas, yang dikenal juga dengan Percobaan
Geiger-Marsden. Namun
pada percobaan ini ada sebagian yang mengalami
pembelokan bahkan terpantulkan. Hal ini mengacu pada kesimpulan model atom
Rutherford: model inti, di mana dalam atom yang sebagian besar merupakan ruang
kosong terdapat inti yang padat pejal dan masif bermuatan positif yang disebut
sebagai inti atom; dan elektron-elektron bermuatan negatif yang mengitari inti
atom.
4. Teori
Atom Bohr
Model
Atom Bohr (Sumber: Pinterest.ca)
Pada
tahun 1913, Niels Bohr mengajukan model atom untuk menjelaskan fenomena
penampakan sinar dari unsur-unsur ketika dikenakan pada nyala api ataupun
tegangan listrik tinggi. Model atom yang ia ajukan secara khusus merupakan
model atom hidrogen untuk menjelaskan fenomena spektrum garis atom hidrogen.
Bohr menyatakan bahwa elektron-elektron bermuatan negatif bergerak mengelilingi
inti atom bermuatan positif pada jarak tertentu yang berbeda-beda seperti orbit
planet-planet mengitari matahari. Oleh karena itu, model atom Bohr disebut juga
model tata surya. Setiap lintasan orbit elektron berada tingkat energi yang
berbeda; semakin jauh lintasan orbit dari inti, semakin tinggi tingkat energi.
Lintasan orbit elektron ini disebut juga kulit elektron. Ketika elektron jatuh
dari orbit yang lebih luar ke orbit yang lebih dalam, sinar yang diradiasikan
bergantung pada tingkat energi dari kedua lintasan orbit tersebut.
5. Teori Atom Mekanika Kuantum
Model Atom Mekanika Kuantum (Sumber: pinterest.com)
Pada tahun 1924, Louis de Broglie menyatakan hipotesis dualisme partikel-gelombang yakni: semua materi dapat memiliki sifat seperti gelombang. Elektron memiliki sifat seperti partikel dan juga sifat seperti gelombang. Pada tahun 1926, Erwin Schrödinger merumuskan persamaan matematis yang kini disebut persamaan gelombang Schrödinger, yang memperhitungkan sifat seperti partikel dan seperti gelombang dari elektron.
Pada tahun 1927, Werner Heisenberg mengajukan asas ketidakpastian Heisenberg yang menyatakan bahwa posisi elektron tidak dapat ditentukan secara pasti, namun hanya dapat ditentukan peluang posisinya. Teori-teori — dualisme partikel gelombang, asas ketidakpastian Heisenberg, dan persamaan Schrödinger—ini kemudian menjadi dasar dari teori atom mekanika kuantum. Penyelesaian persamaan Schrödinger menghasilkan fungsi gelombang yang disebut orbital. Orbital biasanya digambarkan seperti awan elektron, di mana kerapatan awan tersebut menunjukkan peluang posisi elektron. Semakin rapat awan elektron maka semakin tinggi peluang elektron, begitu pula sebaliknya. Atom terdiri dari inti atom bermuatan positif dan awan-awan elektron yang mengelilinginya. Oleh karena itu, model atom mekanika kuantum disebut juga model awan elektron. Daerah kebolehjadian ditemukannya elektron dinamakan orbital. Menurut teori ini, ada empat jenis orbital, yaitu s, p, d, f.
Sebelumnya, pada tahun 1919, Rutherford berhasil menemukan
partikel bermuatan positif, yang disebut proton, dari eksperimen penembakkan
partikel α pada atom
nitrogen di udara. Lalu, pada tahun 1932, James Chadwick menemukan partikel
netral, yang disebut neutron, dari eksperimen bombardir partikel α pada berbagai unsur. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam model awan elektron, awan elektron
terdiri dari elektron-elektron bermuatan negatif yang bergerak sangat cepat
mengelilingi inti atom yang tersusun dari proton yang bermuatan positif dan
neutron yang tak bermuatan.
Untuk lebih jelas mengenai Perkembangan
teori dan model atom dari waktu ke waktu
berikut diperlihatkan gambar perkembangan
model atom dari Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr dan Mekanika Kuantum.
(Sumber: Stacy,
Angelica M. 2015. Living by Chemistry (2nd edition). New York: W.H. Freeman and Company)
Selanjutnya kita akan mengenal lebih dekat kekurangan
dan kelebihan masing-masing teori atom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar